Cara Membangun Pikiran Positif dan Membuang Pikiran Negatif dari Psikiater, Simak Yuk! – Lifestyle

SIARKABAR.com – Psikiater mengatakan untuk bisa membuat pikiran negatif, terlebih dahulu seseorang harus tahu cara membangun pikiran positif. Bagaimana caranya?

Menurut dokter jiwa dr. Elvine Gunawan, Sp.KJ, cara untuk membuang pikiran negatif sekaligus membangun pikiran positif adalah dengan meningkatkan kepercayaan diri.

Dengan rasa percaya diri yang tinggi, maka akan semakin mudah untuk melihat kelebihan sendiri yang bisa dimanfaatkan.

“Kamu merasa percaya diri di bidang apa? Itu adalah kekuatan di bidang hidup kamu. Seringkali kita fokusnya ke kekurangan. Sehingga kita merasa kurang baik, kurang cantik, kurang sempurna, dan segala macem. Padahal kita punya kelebihan yang bisa kita optimalkan,” ungkapnya pada acara Manage Your Trauma and Build Your Best Relationship, Minggu (8/8/2021).

Baca Juga:
Kelamaan WFH? Usir Stres Kamu Pakai Jajaran Aplikasi Smartphone Ini

Ia menjelaskan bahwa pikiran negatif rentan muncul ketika seseorang pernah mengalami trauma di masa lalu. Sehingga dengan kondisi ini, seseorang tak mau kenangan masa lalu tersebut terulang lagi.

Untuk itu, dr Elvine mengatakan pikiran negatif perlu dialihkan ke pikiran yang positif.

“Mulai abaikan pikiran negatif kita, sehingga kita bisa push pikiran positif di masa depan kita. Karena apa? Hidup itu tidak hanya tentang pribadi kita, bukan tentang seberapa berhasilnya saya, tapi tentang hubungan kita dengan orang lain,” terangnya.

Bila pikiran negatif tersebut berasal dari kegagalan diri sendiri, ada baiknya perlu perluas jangkauan agar terjadinya keseimbangan hidup. Seperti, memperbaiki standar pencapaian dan meningkatkan kapasitas diri.

Pikiran negatif juga bisa terjadi pada orang yang menjalin hubungan asmara. Misalnya, ketika hubungan sudah tidak lagi romantis, pikiran negatif bisa membuat seseorang menyalahkan diri sendiri dan merasa gagal.

Baca Juga:
Dinar Candy Jadi Tersangka, Deddy Corbuzier Sebut Polisi Lucu: Pake Bikini Itu Pornoaksi?

“Kita tidak bisa membedakan mana pacaran yang romantisme atau yang terjebak romantisme. Sehingga ketika hubungan tidak seperti dulu, merasa hubungan kita telah gagal. Hidup saya gagal, padahal di sana masih ada pencapaian yang harus kita capai,” pungkasnya.