Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Pembangunan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (IP-TIK) di Indonesia berada di posisi 5,32 pada 2019. Posisinya membaik dari tahun sebelumnya di 5,07.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan indeks ini menjadi tolak ukur dan standar yang mampu menggambarkan tingkat pembangunan teknologi, informasi, dan komunikasi di Indonesia dari berbagai wilayah. Selain itu dapat memperlihatkan perkembangan penggunaan TIK di masyarakat.
“Juga memperlihatkan kesenjangan digital,” terangnya dalam rilis IP-TIK 2019, Selasa (15/12).
Ia mengatakan IP-TIK memiliki skala 1-10 di mana semakin tinggi nilai indeks maka menunjukkan pembangunan TIK di wilayah tersebut semakin pesat. Sebaliknya, bila indeks rendah, maka pembangunan TIK di wilayah tersebut relatif lambat.
IP-TIK sendiri disusun oleh 11 indikator dan tiga subindeks, yaitu akses dan infrastruktur, penggunaan, dan keahlian.
Kendati indeks berada di level tengah, Suhariyanto menggarisbawahi bahwa realisasi indeks ini masih menyisakan pekerjaan rumah. Pasalnya, pembangunan belum merata di seluruh wilayah di Indonesia.
[Gambas:Video CNN]
“IP-TIK tertinggi di DKI Jakarta 7,31, sedangkan terendah di Papua 3,33,” imbuhnya.
Hal ini menandakan ada hasil pembangunan TIK yang berbeda drastis di kedua provinsi. Begitu juga dengan provinsi lain.
(uli/sfr)
Source
Comments