Ekonomi

Citibank Raup Laba Rp1,9 T pada Kuartal III 2020 – Kabar Ekonomi

[ad_1]

Jakarta, SIARKABAR.com —

Citibank Indonesia (Citibank) melaporkan laba bersih sebesar Rp1,9 triliun pada kuartal III 2020 atau turun 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp2,4 triliun.

CEO Citibank BataraSianturi mengatakan di tengah ketidakpastian akibat pandemi covid-19, perusahaan berkomitmen untuk terus menjaga tingkat likuiditas dan meningkatkan kecukupan modal. Tercatat, Return on Equity dan Return on Assets masing-masing sebesar 15 persen dan 3,9 persen.







“Neraca kami memiliki kapasitas untuk melayani kebutuhan nasabah kami. Dengan penekanan yang kuat pada manajemen risiko, kami akan terus melayani secara hati-hati di masa-masa penuh tantangan ini,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com Kamis (12/11).

Selama kuartal III, lanjut Batara, Citibank juga meningkatkan cadangan kerugian kredit sejalan dengan dampak pandemi yang sedang berlangsung. Meski demikian, Citibank tetap melaporkan Non Performing Loans (NPL) gross dan net yang stabil masing-masing sebesar 2,8 persen dan 0,3 persen.

Portofolio kredit di akhir kuartal ketiga sendiri meningkat 6 persen secara year-to-date menjadi Rp 47,4 triliun. Kontribusi utama pertumbuhan tersebut berasal dari lini bisnis Institutional Banking, terutama pada sektor industri manufaktur, pertanian dan kehutanan serta perantara keuangan

Di sisi lain, portofolio kredit ditunjang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 10 persen dan memungkinkan bank untuk mencatatkan rasio lending-to-funding (LDR) yang sehat sebesar 76,6 persen.

“Selain sangat likuid, Citibank juga memiliki tingkat kecukupan modal yang sangat baik dengan rasio KPMM sebesar 26,5 persen,” imbuh Batara.

Citibank memperkirakan pemulihan perekonomian Indonesia akan terus berlanjut di beberapa kuartal mendatang. Dimulainya kembali reformasi melalui Omnibus Law, menurut Batara, juga telah memberikan sinyal positif bagi para investor global. 

Sementara itu, pemulihan ekspor yang cukup pesat dan minat investor global terhadap investasi ke aset Indonesia mulai pulih, di saat impor relatif masih lemah. 

Kombinasi tersebut, menurutnya, telah membantu meningkatkan keseimbangan – penawaran dan permintaan valuta asing di pasar valuta asing, yang berujung pada penguatan rupiah.

“Di tengah inflasi yang masih rendah, bank memperkirakan bahwa stabilitas mata uang dapat membuka ruang untuk penurunan suku bunga yang lebih banyak, yang selanjutnya dapat mendukung pemulihan ekonomi,” tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(hrf/age)




[ad_2]

Source

Editor

Ruangguru Ungkap Alasan Jadikan Nicolas Saputra Sebagai Duta – Lifestyle

Previous article

Menko Luhut: Layanan transportasi daring bantu pelaku UMKM – Kabar Tekno

Next article

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *