Ekonomi

Cadangan Nikel Besar, Jokowi Mau RI Main Pasar Mobil Listrik – Kabar Ekonomi

0



Jakarta, SIARKABAR.com —

Presiden Joko Widodo mengatakan ingin Indonesia bisa bermain dalam pasar mobil listrik dan ponsel karena mempunyai cadangan nikel terbesar di dunia.

Jokowi mengatakan Indonesia punya modal besar, yaitu 25 persen cadangan nikel dunia atau setara 21 juta ton nikel. Indonesia juga menguasai 30 persen produksi nikel dunia saat ini.

“Kita ingin memasuki fase berikutnya untuk memasuki produksi baterai lithium sebagai komponen utama kendaraan listrik yang ke depan ini merupakan sebuah kesempatan yang besar bagi kita,” kata Jokowi saat memberi sambutan pada HUT ke-48 PDI Perjuangan yang digelar virtual, Minggu (10/1).







Jokowi menyampaikan saat ini memang Indonesia sudah menjalankan industri nikel. Indonesia mengolah bijih nikel menjadi nickel pig iron, feronikel, dan baja tahan karat.

Meski begitu, Jokowi menilai Indonesia perlu terus berinovasi. Ia menargetkan RI bisa menjadi pemain dalam industri masa depan.

“Dalam lima tahun ke depan, pemerintah ingin fokus pada industri hilir bijih nikel ini,” tuturnya.

Hilirisasi nikel sudah digalakkan Jokowi sejak Agustus 2020. Ia ingin mengolah nikel lebih baik demi memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD), meningkatkan peluang kerja, serta mengurangi dominasi energi fosil.

Indonesia selama ini lebih rajin mengekspor nikel ketimbang mengolah lebih lanjut. Pada 2019, berdasarkan catatan Kementerian ESDM, ekspor bijih nikel mencapai 30 juta ton pada 2019. Angka itu naik jadi 2018 yang berada di kisaran 22 juta ton.

Hilirisasi nikel telah dimulai dengan menyetop ekspor bijih nikel. Pemerintah melarang ekspor bijih (ore) nikel resmi pada 1 Januari 2020.

[Gambas:Video CNN]

(dhf/evn)






Source

Editor

Sepanjang 2020, Pengunjung Museum Louvre Turun 72 Persen – Lifestyle

Previous article

Tips hadapi para perundung di game online – Kabar Tekno

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Ekonomi